JUDUL
:
PENERAPAN
MODEL LATIHAN DRILL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING (MENGOPER) FUTSAL
PADA
SISWA KELAS VIII SMP N 1 KANDANGHAUR - INDRAMAYU
Mata Kuliah : Penelitian Tindakan kelas
Oleh : Ma'rif Azizan VI G
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Upaya
meningkatkan keterampilan bermain futsal, siswa harus menguasai macam-macam teknik
dasar bermain futsal. Kemampuan siswa menguasai teknik dasar bermain futsal
dapat mendukung dalam bermain futsal baik secara individu maupun kolektif. Maka
bagi para pemain pemula (siswa sekolah) harus dilatih secara baik dan benar.
Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain futsal yang memiliki
kontribusi besar dalam permainan futsal. Hampir seluruh permainan futsal
dilakukan dengan menendang bola. Besarnya kontribusi menendang bola dalam
permainan futsal, maka perlu diajarkan kepada siswa sekolah.
Melakukan
passing dengan baik dan tepat pada sasaran bagi siswa sekolah bukan merupakan
hal yang mudah. Bagi siswa pemula sering kali dalam melakukan passing tidak
tepat pada sasaran yang diinginkan, bahkan tidak menutup kemungkinan bolanya melambung
tinggi. Kondisi yang demikian akan merugikan timnya, karena bola mudah dikuasai
oleh lawan. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan passing,
salah satu faktor penyebabnya adalah belum menguasai teknik menendang bola yang
benar. Agar para siswa dapat menguasai teknik menendang yang benar, dibutuhkan
cara belajar yang baik dan tepat yaitu dengan pendekatan latihan (drill) dan
pendekatan bermain.
Metode
drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan
latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa
yang dipelajari. Dalam buku Nana Sudjana
(1991), metode drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama,
berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi
atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri
yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali
dari suatu hal yang sama.
Dengan
demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat
siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan. Bentuk-bentuk metode drill
dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, antara lain teknik Inquiry
(kerja kelompok), Discovery (penemuan), Micro Teaching, Modul Belajar, dan
Belajar Mandiri.
Tujuan
penggunaan metode drill adalah agar siswa:
1. Memiliki
kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis,
mempergunakan alat.
2. Memiliki
kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.
“
Ciri khas dari metode ini (metode drill) adalah kegiatan yang berupa
pengulangan yang berkali-kali supaya asosiasi stimulus dan respons menjadi
sangat kuat dan tidak mudah untuk dilupakan. Dengan demikian terbentuklah
sebuah keterampilan (pengetahuan) yang setiap saat siap untuk dipergunakan oleh
yang bersangkutan ” (Abdul Rahman
Shaleh, 2006: 203)
Penerapan
metode drill dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dan Sebelum
diadakan latihan tertentu, terlebih dahulu siswa harus diberi pengertian yang
mendalam. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:
1) Pada
taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.
Dalam pembelajaran passing (mengoper)
ada pemakluman jika si peserta didik masih kurang sempurna atau
mengaplikasikannya tidak maksimal.
2) Dalam
percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.
Harus ada penelitian ulang ketika yang
diteliti ada kesulitan seperti siswa yang mengoper (passing) bola dengan ujung
kaki, seharusnya menggunakan kaki bagian dalam.
3) Respon
yang benar harus diperkuat.
Pembelajaran yang diajakan oleh
pengajaran harus ada respon yang diperkuat pada peserta didik, seperti memberi
perhatian dan pujian ketika melakukan passing yang bagus maupun kurang bagus.
4) Baru
kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol
Diadakan variasi agar peserta didik
tidak jenuh dan cepat bosen seperti menedang bola ketembok kemudian kombinasi
permainan kucing – kucingan intinya untuk perkembangan arti dan kontrol.
Masa latihan secara relatif singkat, tetapi
harus sering dilakukan. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial. Di
dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya
kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan. Latihan harus memiliki arti
dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.
1) Sebelum melaksanakan, siswa perlu mengetahui
terlebih dahulu arti latihan itu.
2) Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu
berguna untuk kehidupan selanjutnya.
3)
Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi
belajar
B. PERMASALAHAN
: 5 W + 1 H
Apa
penerapan latihan (drill) dapat berpengaruh terhadap pembelajaran passing
(mengoper) dalam olahraga futsal?
C. CARA
PEMECAHAN MASALAH
Cara
pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu penerapan Latihan drill (Berkelanjutan). Dengan
penerapan ini, diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik
Olahraga Passing Futsal akan meningkat.
D. TUJUAN
DAN MANFAAT PTK
Tujuan
PTK :
-
Untuk mengetahui apakah latihan
pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan passing siswa kelas VIII dalam olahraga futsal.
Manfaat
PTK :
-
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
di bidang olahraga khususnya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa di pembelajaran Olahraga Futsal. Penelitian ini juga berguna:
1. Bagi
Penulis
Merupakan
alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional.
2. Bagi
Siswa
-
Meningkatnya aktivitas siswa dalam
pembelajarn Olahraga.
-
Meningkatnya kebugara siswa.
-
Optimalnya potensi otak kanan dan kiri
para siswa.
3. Bagi
Guru Olahraga dan guru lainnya
-
Guru lebih kreatif dalam mengelola
pembelajaran Olahraga
-
Dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun
rencana dan melaksanakan pembelajaran dengan media dan model pengelompokkan
yang tepat.
4. Bagi
Sekolah
-
Memotivasi sekolah untuk lebih
meningkatkan layanan terhadap peningkatan mutu para guru di SMP Negeri 1
Kandanghaur.
E. KERANGKA
TEORITIS & HIPOTESIS :
Kerangka
Teoritis :
Mengajar adalah perbuatan yang kompleks.
Perbuatan yang kompleks dapat diterjemahkan sebagai penggunaan sejumlah
komponen secara integatif yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Pada dasarnya belajar bagi seseorang merupakan
hasil interaksi antara berbagai fakor yang saling mempengaruhi baik faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang memberi masukan
dan motivasi terhadap seseorang yang berasal dari dalam dirinya sendiri,
seperti minat, bakat dan kebiasaan belajar dll. Sedangkan faktor eksternal
yaitu faktor yang datang dari luar individu tersebut, seperti lingkungan dan
kelengkapan sumber belajar dll.
Minat juga mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa, disamping itu guru juga harus mempunyai kreatifitas yang tinggi agar
siswa mampu termotivasi dalam pembelajaran. Apabila siswa tidak berminat untuk
mempelajari sesuatu maka hasil belajarnya tidak akan maksimal, sebaliknya jika
siswa mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka dapat dipastikan proses dan
hasil belajar akan lebih maksimal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat
siswa dalam pembelajaran, seperti materi ajar, sarana prasarana, model
pembelajaran yang digunakan dll. Untuk materi ajar biasanya siswa lebih
menyukai materi materi yang mengandung permainan, kekompakan, kerjasama dan
kompetisi. Sarana prasarana juga sangat mempengaruhi minat belajar siswa,
karena jika di suatu sekolah yang mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana,
siswa akan bertindak kreatif dan selalu termotivasi untuk melakukan suatu kegiatan
belajarnya. Dalam konteks pembelajaran, model adalah suatau penyajian fisik
atau konseptual dari system pembelajaran, serta berupaya menjelaskan
keterkaitan berbagai komponen system pembelajaran kedalam suatu pola/kerangka
pemikiran yang disajikan secara utuh.
Sedangkan model pembelajaran menurut joyce and weil, 1992) adalah perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat perangkat
pembelajaran termasuk didalamnya buku buku, film, computer, kurikulum dll.
Untuk model pembelajaran mempunyai pengaruh yang kuat terhadap minat belajar
siswa karena siswa akan lebih tertarik dengan model pembelajaran yang
bervariasi. Dalam prakteknya, yang harus diingat guru adalah tidak ada model
pembelajaran yang paling terbaik, namun model pembelajaran yang paling tepat
dan cocok diterapkan dalam pembelajaran. Model pembelajaran akan menjadi tepat
jika memperhatikan kondisi siswa, sifat materi dan bahan ajar, fasilitas dan
prasarana dan kondisi guru itu sendiri.
Menurut
joyce dan Weil (1980) ada beberapa kegunaan dari model pembelajaran :
1.
Memperjelas hubungan fungsional diantara berbagai komponen, unsure dan elemen
system tertentu.
2.
Prosedur yang akan ditempuh dalam melaksanakan kegiatan kegiatan dapat
diidentifikasikan secara tepat.
3.
Dengan adanya model maka kegiatan yang dicakupnya dapat dikendalikan.
-
HIPOTESIS
Adapun
hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut :
Dengan
penggunaan model pembelajaran yang terus-menerus (drill) dapat meningkatkan
refleks pembelajaran pada anak dan pengetahuan guru tentang pemahaman model
model pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran
penjas.
F. RENCANA
PENELITIAN
Dalam rencana penelitian disini subyek
yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII SMP NEGERI 1 KANDANGHAUR, Kabupaten
Indramayu. Pertimbangan penulis mengambil subyek siswa kelas VIII karena dalam
masa ini siswa yang baru masa pubertas masih sangat labil kondisi psikologisnya
dan sifat kedewasaan belum begitu tumbuh dan berkembang, jadi jiwa bermainnya
masih cukup tinggi (lebih suka bermain), sedangkan disini siswa dihadapkan
dengan masalah penerapan model pembelajaran teknik dalam permainan futsal yang
dimana model ini menekankan pada penguasaan teknik dasar dan siswa dituntut
harus bisa dalam melakukan suatu ketrampilan. Didalam penelitian ini, peneliti
mengambil lokasi di SMP NEGERI 1 KANDANGHAUUR, Kabupaten Inramayu. Peneliti
mengambil pertimbangan lokasi ini karena peneliti pernah bersekolah di SMP
tersebut (Alumni), sehingga memudahkan dalam penelitian.
G. Jadwal
Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk siswa
kelas VIII di SMP NEGERI 1 KANDANGHAUR, Kabupaten INDRAMAYU. Penelitian ini
berlangsung pada tanggal
25 April 2015 sampai
dengan tanggal 26 April 2015.
H. RENCANA
ANGGARAN :