Minggu, 10 Mei 2015

Penelitian Tindakan kelas



JUDUL :
PENERAPAN MODEL LATIHAN DRILL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING (MENGOPER) FUTSAL
PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 KANDANGHAUR - INDRAMAYU
Mata Kuliah : Penelitian Tindakan kelas
Oleh : Ma'rif Azizan VI G
A.      LATAR BELAKANG MASALAH
Upaya meningkatkan keterampilan bermain futsal, siswa harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain futsal. Kemampuan siswa menguasai teknik dasar bermain futsal dapat mendukung dalam bermain futsal baik secara individu maupun kolektif. Maka bagi para pemain pemula (siswa sekolah) harus dilatih secara baik dan benar. Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain futsal yang memiliki kontribusi besar dalam permainan futsal. Hampir seluruh permainan futsal dilakukan dengan menendang bola. Besarnya kontribusi menendang bola dalam permainan futsal, maka perlu diajarkan kepada siswa sekolah.
Melakukan passing dengan baik dan tepat pada sasaran bagi siswa sekolah bukan merupakan hal yang mudah. Bagi siswa pemula sering kali dalam melakukan passing tidak tepat pada sasaran yang diinginkan, bahkan tidak menutup kemungkinan bolanya melambung tinggi. Kondisi yang demikian akan merugikan timnya, karena bola mudah dikuasai oleh lawan. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan passing, salah satu faktor penyebabnya adalah belum menguasai teknik menendang bola yang benar. Agar para siswa dapat menguasai teknik menendang yang benar, dibutuhkan cara belajar yang baik dan tepat yaitu dengan pendekatan latihan (drill) dan pendekatan bermain.
Metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Dalam buku Nana Sudjana (1991), metode drill adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.
Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan. Bentuk-bentuk metode drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, antara lain teknik Inquiry (kerja kelompok), Discovery (penemuan), Micro Teaching, Modul Belajar, dan Belajar Mandiri.
Tujuan penggunaan metode drill adalah agar siswa:
1.      Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis, mempergunakan alat.
2.      Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.
“ Ciri khas dari metode ini (metode drill) adalah kegiatan yang berupa pengulangan yang berkali-kali supaya asosiasi stimulus dan respons menjadi sangat kuat dan tidak mudah untuk dilupakan. Dengan demikian terbentuklah sebuah keterampilan (pengetahuan) yang setiap saat siap untuk dipergunakan oleh yang bersangkutan ” (Abdul Rahman Shaleh, 2006: 203)
Penerapan metode drill dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dan Sebelum diadakan latihan tertentu, terlebih dahulu siswa harus diberi pengertian yang mendalam. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:
1)      Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.
Dalam pembelajaran passing (mengoper) ada pemakluman jika si peserta didik masih kurang sempurna atau mengaplikasikannya tidak maksimal.
2)      Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.
Harus ada penelitian ulang ketika yang diteliti ada kesulitan seperti siswa yang mengoper (passing) bola dengan ujung kaki, seharusnya menggunakan kaki bagian dalam.
3)      Respon yang benar harus diperkuat.
Pembelajaran yang diajakan oleh pengajaran harus ada respon yang diperkuat pada peserta didik, seperti memberi perhatian dan pujian ketika melakukan passing yang bagus maupun kurang bagus.


4)      Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol
Diadakan variasi agar peserta didik tidak jenuh dan cepat bosen seperti menedang bola ketembok kemudian kombinasi permainan kucing – kucingan intinya untuk perkembangan arti dan kontrol.
    Masa latihan secara relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.
1)  Sebelum melaksanakan, siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu.
2)  Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutnya.
3) Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar
B.     PERMASALAHAN : 5 W + 1 H
Apa penerapan latihan (drill) dapat berpengaruh terhadap pembelajaran passing (mengoper) dalam olahraga futsal?
C.     CARA PEMECAHAN MASALAH
Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu penerapan   Latihan drill (Berkelanjutan). Dengan penerapan ini, diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik Olahraga Passing Futsal akan meningkat.
D.    TUJUAN DAN MANFAAT PTK
Tujuan PTK :
-          Untuk mengetahui apakah latihan pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan passing siswa kelas VIII dalam olahraga futsal.
Manfaat PTK :
-          Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di bidang olahraga khususnya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di pembelajaran Olahraga Futsal. Penelitian ini juga berguna:
1.      Bagi Penulis
Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional.

2.      Bagi Siswa
-          Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajarn Olahraga.
-          Meningkatnya kebugara siswa.
-          Optimalnya potensi otak kanan dan kiri para siswa.
3.      Bagi Guru Olahraga dan guru lainnya 
-          Guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran Olahraga
-          Dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran dengan media dan model pengelompokkan yang tepat.
4.      Bagi Sekolah
-          Memotivasi sekolah untuk lebih meningkatkan layanan terhadap peningkatan mutu para guru di SMP Negeri 1 Kandanghaur.
E.     KERANGKA TEORITIS & HIPOTESIS :
Kerangka Teoritis :
Mengajar adalah perbuatan yang kompleks. Perbuatan yang kompleks dapat diterjemahkan sebagai penggunaan sejumlah komponen secara integatif yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pada dasarnya belajar bagi seseorang merupakan hasil interaksi antara berbagai fakor yang saling mempengaruhi baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang memberi masukan dan motivasi terhadap seseorang yang berasal dari dalam dirinya sendiri, seperti minat, bakat dan kebiasaan belajar dll. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar individu tersebut, seperti lingkungan dan kelengkapan sumber belajar dll.
Minat juga mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, disamping itu guru juga harus mempunyai kreatifitas yang tinggi agar siswa mampu termotivasi dalam pembelajaran. Apabila siswa tidak berminat untuk mempelajari sesuatu maka hasil belajarnya tidak akan maksimal, sebaliknya jika siswa mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka dapat dipastikan proses dan hasil belajar akan lebih maksimal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam pembelajaran, seperti materi ajar, sarana prasarana, model pembelajaran yang digunakan dll. Untuk materi ajar biasanya siswa lebih menyukai materi materi yang mengandung permainan, kekompakan, kerjasama dan kompetisi. Sarana prasarana juga sangat mempengaruhi minat belajar siswa, karena jika di suatu sekolah yang mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana, siswa akan bertindak kreatif dan selalu termotivasi untuk melakukan suatu kegiatan belajarnya. Dalam konteks pembelajaran, model adalah suatau penyajian fisik atau konseptual dari system pembelajaran, serta berupaya menjelaskan keterkaitan berbagai komponen system pembelajaran kedalam suatu pola/kerangka pemikiran yang disajikan secara utuh.
Sedangkan model pembelajaran menurut joyce and weil, 1992) adalah perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku buku, film, computer, kurikulum dll. Untuk model pembelajaran mempunyai pengaruh yang kuat terhadap minat belajar siswa karena siswa akan lebih tertarik dengan model pembelajaran yang bervariasi. Dalam prakteknya, yang harus diingat guru adalah tidak ada model pembelajaran yang paling terbaik, namun model pembelajaran yang paling tepat dan cocok diterapkan dalam pembelajaran. Model pembelajaran akan menjadi tepat jika memperhatikan kondisi siswa, sifat materi dan bahan ajar, fasilitas dan prasarana dan kondisi guru itu sendiri.
Menurut joyce dan Weil (1980) ada beberapa kegunaan dari model pembelajaran :
1. Memperjelas hubungan fungsional diantara berbagai komponen, unsure dan elemen system tertentu.
2. Prosedur yang akan ditempuh dalam melaksanakan kegiatan kegiatan dapat diidentifikasikan secara tepat.
3. Dengan adanya model maka kegiatan yang dicakupnya dapat dikendalikan.
- HIPOTESIS
Adapun hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut :
Dengan penggunaan model pembelajaran yang terus-menerus (drill) dapat meningkatkan refleks pembelajaran pada anak dan pengetahuan guru tentang pemahaman model model pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran penjas.

F.      RENCANA PENELITIAN
Dalam rencana penelitian disini subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII SMP NEGERI 1 KANDANGHAUR, Kabupaten Indramayu. Pertimbangan penulis mengambil subyek siswa kelas VIII karena dalam masa ini siswa yang baru masa pubertas masih sangat labil kondisi psikologisnya dan sifat kedewasaan belum begitu tumbuh dan berkembang, jadi jiwa bermainnya masih cukup tinggi (lebih suka bermain), sedangkan disini siswa dihadapkan dengan masalah penerapan model pembelajaran teknik dalam permainan futsal yang dimana model ini menekankan pada penguasaan teknik dasar dan siswa dituntut harus bisa dalam melakukan suatu ketrampilan. Didalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SMP NEGERI 1 KANDANGHAUUR, Kabupaten Inramayu. Peneliti mengambil pertimbangan lokasi ini karena peneliti pernah bersekolah di SMP tersebut (Alumni), sehingga memudahkan dalam penelitian.

G.    Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk siswa kelas VIII di SMP NEGERI 1 KANDANGHAUR, Kabupaten INDRAMAYU. Penelitian  ini  berlangsung  pada  tanggal  25 April  2015  sampai  dengan  tanggal 26 April 2015.
H.    RENCANA ANGGARAN :